Contoh Makalah Flora dan Fauna
MAKALAH GEOGRAFI
TENTANG
FLORA DAN FAUNA DI INDONESIA
DISUSUN OLEH :
1.
XXXXXXXXXXXXXXXX
SMA KARYA MATARAM
JL. PEJUANG 45 MERBAU MATARAM LAMPUNG SELATAN 35357
TAHUN AJARAN 2013/2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Indonesia pada dasarnya adalah negara yamg kaya akan keaneka ragaman flora
dan fauna. Dari Sabang hingga Merauke sungguh kaya akan keanekaragaman flora
dan fauna yang memiliki ciri khas tersendiri yang sangat unik. Tetapi sekarang
banyak flora dan fauna di Indonesia yang hampir punah.
Harimau jawa, badak jawa, gajah sumatra, orang utan, dan banteng adalah
beberapa contoh binatang langka yang perlu dilindungi. Binatang-binantang
tersebut memiliki masa tumbuhan dan perkembangan yang lama (beberapa tahun).
Dari sejak binatang tersebut dilahirkan sampai binatang tersebut dewasa dan
mampu berkembang biak memerlukan waktu yang lama. Selain itu, jumlah keturunan
yang dihasilkan oleh binatang-binatang tersebut juga sedikit. Akibatnya,
apabila ada jenis binatang tersebut yang mati akan sulit tergantikan sebab
diperlukan waktu yang lama untuk melahirkan anak. Cobalah kalian bandingkan
dengan nyamuk. Masa pertumbuhan dan perkembangan nyamuk sangat singkat (hanya
beberapa hari). Dari sejak telur hingga menjadi nyamuk dewasa yang bisa
menghasilkan keturunan yang sangat banyak jumlahnya. Oleh karena itu, sekalipun
hampir setiap hari banyak nyamuk yang mati terbunuh, namun nyamuk tidak punah.
Raflesia arnoldi , anggrek hitam adalah contoh dari sekian banyak tumbuhan
di Indonesia yang sudah hampir punah. Raflesia di percaya dapat menyembuhkan
berbagai macam penyakit sehingga banyak orang yang mencari dan akhirnya
persediaan di alam semakin menipis maka pemerintah menegakkan bahwa siapa saja
yang menjual atau mengambil bunga raflesia arnoldi, akan di kenai sangsi dan
denda sesuai perbuatan.
Jika di tanya berapa
flora dan fauna Indonesia yang punah maka kita menjawab ratusan flora dan fauna
di Indonesia akan punah jika pemerintah tidak menindak tegas penyalahgunaan
flora dan fauna di Indonesia. Indonesia memiliki 7500 jenis burung. 2000 jenis
reptil , 1000 jenis amfibi. 250000 jenis serangga, 8500 jenis ikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Persebaran Flora dan Fauna di
Indonesia
Faktor
Peristiwa Glasial-Interglasial (Geologi)
Zaman es adalah suatu waktu di mana suhu iklim bumi
turun menyebabkan peningkatan jumlah pembentukan es di kutub dan gletser
gunung.
Zaman es adalah waktu suhu menurun dalam jangka masa
yang lama dalam iklim bumi, menyebabkan peningkatan dalam keluasan es di
kawasan kutub dan gletser gunung. Secara geologis, zaman es sering digunakan
untuk merujuk kepada waktu lapisan es di belahan bumi utara dan selatan; dengan
denifisi ini kita masih dalam zaman es. Secara awam, dan untuk waktu 4 juta
tahun kebelakangan, definisi zaman es digunakan untuk merujuk kepada waktu yang
lebih dingin dengan tutupan es yang luas di seluruh benua Amerika Utara dan
Eropa.
Penyebab terjadinya zaman es salah satunya adalah
akibat terjadinya proses pendinginan aerosol yang sering menimpa planet bumi.
Letusan gunung Krakatau adalah salah satu contohnya dalam skala kecil sedangkan
salah satu teori kepunahan dinosaurus (tumbukan Chicxulub) adalah salah satu
contoh skala besar.
Zaman Es Terakhir dari segi pandang sudut di atas,
zaman es terakhir dimulai sekitar 20.000 tahun yang lalu dan berakhir kira-kira
10.000 tahun lalu atau pada awal kala Holocene (akhir Pleistocene). Proses
pelelehan es di zaman ini berlangsung relatif lama dan beberapa ahli
membuktikan proses ini berakhir sekitar 6.000 tahun yang lalu.
Zaman Es di Nusantara ketika zaman es, pemukaan air
laut jauh lebih rendah daripada sekarang, karena banyak air yang membeku di
daerah kutub. Kala itu Laut China Selatan kering, sehingga kepulauan Nusantara
barat tergabung dengan daratan Asia Tenggara. Sementara itu pulau Papua juga
tergabung dengan benua Australia. Setelah peristiwa pelelehan es tersebut,
gelombang migrasi manusia ke Nusantara mulai terjadi.
Dari teori ini pun kami berpendapat bahwa sebenarnya
ada sejumlah mahluk hidup yang sejenis yang tinggal pada satu tempat yang sama
pada jaman es. Saat es mencair dan daratan terpencar dan didukung peristiwa –
peristiwa alam lainnya, kami berpendapat bahwa flora atau fauna yang bersatu
tadi menjadi terpisah di daerah yang berbeda, contonya kemiripan pada gajah
Sumatera dan Gajah di Thailand, karena meletusnya Gunung Krakatau, gajah itu
pun terpencar.
Ini juga dibuktikan dengan wilayah Indonesia yang
menjadi tiga bagian berdasarkan jenis hewannya, barat, peralihan, dan timur.
Dimana, pada setiap bagian memiliki hewan-hewan dengan ciri-ciri yang khusus
terutama pada bagian fisiknya.
Keanekaragaman dan perbedaan fauna di Indonesia
dipengaruhi oleh keadaan alam, gerakan hewan dan rintangan alam. Fauna atau
dunia hewan di Indonesia digolongkan menjadi tiga kelompok berdasarkan
pengelompokan oleh Alfred Russel Wallace dan Max Wilhelm Carl Weber.
Dahulu pulau-pulau Pulau Sumatra,Kalimantan, Jawa, dan pulaupulau kecil di
sekitarnya. merupakan satu daratan dengan Semenanjung Malaka (Benua Asia),
sehingga flora dan faunanya dapat berkembang dan berpencar secara bebas. Ketika
Sumatra Kalimantan, dan Jawa terpisahdari Benua Asia, maka masing masing daerah
tersebut membawa perwakilan jenis flora dan fauna yang sama.Oleh karena itu,
jenis fauna di wilayah Indonesia bagian Barat disebut juga dengan jenis fauna
Asiatis. Hal ini terjadi juga karena
peristiwa pelelehan es tersebut.
Pulau Papua, Kepulauan Aru, dan beberapa pulau kecil di sekitarnya. Dahulu
pulau-pulau tersebut merupakan satu kesatuan dengan Benua Australia sehingga
flora dan faunanya dapat berkembang dan berpencar secara bebas. Ketika Papua
dan beberapa pulau lainnya terpisah dari Benua Australia, maka daerah-daerah
tersebut membawa perwakilan jenis flora dan fauna yang sama. Oleh karena itu,
jenis fauna di wilayah Indonesia bagian Timur disebut juga dengan jenis fauna
Australis
Secara singkat, sejarahnya adalah sebagai beriku :
Jenis-jenis dan persebaran fauna di Indonesia sangat terkait dengan sejarah
terbentuknya daratan di Indonesia berawal pada zaman es. Pada masa itu, wilayah
Indonesia bagian Barat yang disebut juga Dataran Sunda masih menyatu dengan
Benua Asia, sedangkan Indonesia bagian Timur yang disebut juga Dataran Sahul
menyatu dengan Benua Australia. Dataran Sunda dan Dataran Sahul juga masih
berupa daratan belum dipisahkan oleh laut dan selat.
Keadaan tersebut menyebabkan keanekaan flora dan fauna di Indonesia bagian
Barat seperti Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sumatera pada umumnya menunjukkan
kemiripan dengan flora di Benua Asia. Begitu pula dengan flora dan fauna di
Indonesia bagian Timur seperti Irian Jaya dan pulau-pulau disekitarnya pada
umumnya mempunyai kemiripan dengan flora dan fauna di benua Australia. Jadi, Indonesia
pada masa itu menjadi jembatan penghubung persebaran hewan dari Asia dan
Australia.
Kemudian, pada akhir zaman es, suhu permukaan bumi naik sehingga permukaan air laut naik kembali. Naiknya permukaan air laut mengakibatkan Jawa terpisah dengan Benua Asia, kemudian terpisah dari Kalimantan dan terakhir dari Sumatera. Selanjutnya Sumatera terpisah dari Kalimantan kemudian dari Semenanjung Malaka dan terakhir Kalimantan terpisah dari Semenanjung Malaka.
Kemudian, pada akhir zaman es, suhu permukaan bumi naik sehingga permukaan air laut naik kembali. Naiknya permukaan air laut mengakibatkan Jawa terpisah dengan Benua Asia, kemudian terpisah dari Kalimantan dan terakhir dari Sumatera. Selanjutnya Sumatera terpisah dari Kalimantan kemudian dari Semenanjung Malaka dan terakhir Kalimantan terpisah dari Semenanjung Malaka.
Seorang berkebangsaan Inggris bernama Wallace mengadakan penelitian
mengenai penyebaran hewan bagian Barat dengan hewan di Indonesia bagian Timur.
Batasnya di mulai dari Selat Lombok sampai ke Selat Makasar. Oleh sebab itu,
garis batasnya dinamakan garis Wallace. Batas ini bersamaan pula dengan batas
penyebaran binatang dan tumbuhan dari Asia ke Indonesia. Di samping itu seorang
peneliti berkebangsaan Jerman bernama Weber, berdasarkan penelitiannya tentang
penyebaran fauna di Indonesia, menetapkan batas penyebaran hewan dari Australia
ke Indonesia bagian Timur. Garis batas tersebut dinamakan garis Weber.
Sedangkan daerah di antara dataran Sunda dan dataran Sahul oleh para ahli
biografi disebut daerah Wallace atau daerah Peralihan. Mengapa disebut daerah
Peralihan? Karena di daerah ini terdapat beberapa jenis hewan Asia dan
Australia, jadi merupakan daerah transisi antara dataran Sunda dan dataran
Sahul.
B.
Faktor-faktor yang Memengaruhi Flora Dan
Fauna Di Indonesia
a. Iklim (klimatik)
Iklim berpengaruh besar
terhadap kehidupan. Unsur-unsur iklim sebagai berikut:
1.
Suhu
Kodisi suhu udara sangat
berpengaruh terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan, karena jenis spesies tertentu
memiliki persyaratan suhu lingkungan yang ideal atau suhu optimum bagi
kehidupannya, serta batas suhu maksimum dan minimum untuk tumbuh yang dinamakan
tolerensi spesies terhadap suhu. Suhu bagi tumbuh-tumbuhan merupakan faktor
pengontrol bagi persebarannya sesuai dengan letak lintang, ketinggian dan
sebagainya. Penamaan habitat tumbuhan biasanya sama dengan nama-nama wilayah
berdasarkan lintang buminya, seperti vegetasi hutan tropik, vegetasi lintang
sedang, dan sebagainya.
2.
Kelembaban udara
Kelembaban berpengaruh
langsung terhadap kehidupan tumbuhan. Ada tumbuhan yang sangat cocok hidup di
daerah kering, daerah lembab bahkan ada yang dapat hidup di daerah yang sangat
basah.Berdasarkan tingkat kelembaban lingkungan habitatnya, dunia tumbuhan
dapat dikelompokkan sebagai berikut:
ü Xerophyta (Xerofit), yaitu tumbuhan yang sangat tahan
terhadap lingkungan kering atau kondisi kelembaban udara yang sangat rendah,
misalnya kaktus.
ü Mesophyta (Mesofit), yaitu tumbuhan yang sangat cocok
hidup di lingkungan yang lembab tetapi tidak basah, seperti anggrek dan
cendawan.
ü Hygrophyta (Higrofit), yaitu tumbuhan yang sangat
cocok hidup di daerah basah, seperti teratai, eceng gondok, dan selada air
ü Tropophyta (Tropofit), yaitu jenis tumbuh-tumbuhan
yang mampu beradaptasi terhadap perubahan musim hujan dan musim kemarau.
Tropophyta merupakan tumbuhan khas iklim muson tropik. Kaktus Anggrek Lotus
Cendawan/jamur
3.
Angin
Angin sangat membantu
dalam proses penyerbukan atau pembuahan beberapa jenis tumbuhan, sehingga
proses regenerasi tumbuhan dapat berlangsung. Bahkan ada tumbuhan tertentu yang
penyebaran benihnya dilakukan oleh angin. Contohnya, ilalang atau sejenis
rumput-rumputan.
4.
Curah hujan
Untuk memenuhi kebutuhan
akan air, tumbuh-tumbuhan sangat tergantung pada curah hujan dan kelembaban
udara. Banyak sedikitnya jumlah curah hujan di suatu tempat akan membentuk
karakter yang khas bagi formasi-formasi vegetasi di muka bumi. Kekhasan
jenis-jenis vegetasi, dapat mengakibatkan adanya hewan-hewan yang khas pada
lingkungan vegetasi tertentu, karena tunbuh-tumbuhan merupakan produsen yang
menyediakan makanan bagi hewan. Misalnya, di daerah padanh rumput akan terdapat
hewan khas seperti kijang, biri-biri, dan sapi, sedangkan hewan pemangsanya
adalah singa dan harimau.
5.
Edafik
Tanah banyak mengandung
unsur-unsur kimia yang diperlukan bagi pertumbuhan flora di dunia. Kadar
kimiawi berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah. Keadaan struktur tanah
berpengaruh terhadap sirkulasi udara di dalam tanah sehingga memungkinkan akar
tanaman dapat bernafas dengan baik. Keadaan tekstur tanah berpengaruh pada daya
serap tanah terhadap air. Suhu tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan akar
serta kondisi air di dalam tanah. Komposisi tanah umumnya terdiri dari bahan
mineral anorganik (70%-90%), bahan organik (1%-15%), udara dan air (0-9%).
Hal-hal di atas menunjukkan betapa pentingnya faktor tanah bagi pertumbuhan
tanaman. Perbedaan jenis tanah menyebabkan perbedaan jenis dan keanekaragaman
tumbuhan yang dapat hidup di suatu wilayah. Contohnya di Nusa Tenggara jenis
hutannya adalah Sabana karena tanahnya yang kurang subur
C.
Pengkelompokan Persebaran Flora Dan Fauna
Di Indonesia
Persebaran flora dan fauna di Indonesia di bagi berdasarkan garis weber dan
Wallace
Fauna dan flora Indonesia barat dengan Indonesia tengah di batasi oleh
garis wallace. Sedangkan flora dan fauna indonesia tengah dengan indonesia
timur di batasi oleh garis weber.
Persebaran Fauna di
Indonesia
Hewan yang hidup di wilayah Indonesia termasuk hewan asiatis (Indonesia
Barat), australis (Indonesia Timur), hewan yang memiliki sifat campuran, dan
hewan asli Indonesia. Beberapa hewan yang terdapat di Indonesia termasuk hewan
langka sehingga perlu dilindungi.
Fauna di Indonesia di bagi menjadi 3 yaitu :
1.
Fauna Indonesia barat
Fauna Indonesia barat
adalah berbagai jenis hewan yang terdapat di Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Macam-macam fauna Indonesia barat
sebagai berikut
2.
Fauna Indonesia tengah
Fauna yang terdapat di
Indonesia tengah adalah jenis fauna peralihan antara fauna asiatis dan fauna australis. Selain
itu juga terdapat fauna asli Indonesia. Fauna Indonesia tengah meliputi
berbagai jenis hewan yang terdapat di pulau Sulawesi dan Kepulauan Nusa
Tenggara. Fauna Indonesia tengah sebagai berikut.
3.
Fauna Indonesia timur
Fauna Indonesia timur
meliputi jenis-jenis fauna yang ditemukan di Papua, Maluku, dan pulau-pulau di
sekitarnya. Fauna Indonesia timur bercorak australis. Berikut ini fauna
Indonesia timur.
Persebaran Flora di Indonesia
1.
Flora Indonesia barat
Flora Indonesia bagian barat meliputi berbagai jenis tanaman yang tumbuh di
Pulau Sumatra, Jawa, Kalimatan, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Jenis flora
Indonesia bagian barat memiliki persamaan dengan tumbuhan yang terdapat di
Asia.
Jenis-jenis tumbuhan yang ada di Indonesia bagian barat sebagai berikut : pinus,
kamper, meranti, kayu besi, kayu manis, beringin, dan raflesia jati meranti,
mahoni, beringin, pinang,dan bugenvil ramin, kamper, meranti, besi, jelutung,
bakau, pinus, dan rotan markisa, rambutan, duku, durian, manggis, kemenyan,
salak, bambu, karet, kelapa sawit, dan rotan nangka, tumbuhan jamu, jarak,
kina, jambu, durian, salak, dan cempedak langsat, rambutan, dan durian
Flora di Indonesia bagian Barat :
ü banyak terdapat jenis meranti-merantian
ü terdapat berbagai jenis rotan
ü tidak memiliki gutan kayu putih
ü memiliki jenis tumbuhan matoa (pometia pinnata)
yangsedikit
ü memiliki jenis tumbuhan sagu yang sedikit
ü memiliki berbagai jenis nangka
2.
Flora Indonesia tengah
Flora Indonesia tengah meliputi tumbuhan yang terdapat di Sulawesi, Nusa
Tenggara, dan Maluku. Di Nusa Tenggara terdapat padang rumput alami yang baik untuk daerah
peternakan ada pula stepa dan sabana, Sabana adalah
padang rumput yang diselingi oleh ditumbuhi pohon-pohon perduatau semak
belukar. Sabana banyak terdapat di Nusa Tengga Barat dan NusaTenggara Timur,
yang curah hujannya tidak tinggi. Di daerah ini ternak dikembangbiakkan
secara bebas. Karena itu daerah ini merupakan penghasil ternak,seperti sapi,
kambing dan kuda. Sedangkan stepa adalah Stepa adalah padang rumput yang
relatif luas tanpa adanya pohon-pohon perdu atausemak belukar. Daerah ini
dijumpai di dataran yang sangat sedikit curah hujannyaseperti di Nusa Tenggara
Timur
Penyebabnya adalah curah hujan yang rendah. Jenis tumbuh tumbuhan atau
flora Indonesia tengah adalah sebagai berikut :eboni, kayu besi, pinus, kayu hitam,
rotan, dan beberapa jenis bunga anggrek jati, sandelwood, akasia, cendana, dan
beberapa jenis bunga anggrek sagu, meranti, gotasa, kayu besi, lenggua, jati,
kayu putih, dan anggrek markisa, jati, dan rotan lada, sorgum, cokelat,
cengkeh, salak, dan jeruk bali sagu, gandaria, kayu putih
3.
Flora Indonesia timur
Flora Indonesia bagian timur adalah tumbuhan yang hidup di pulau Papua dan pulau-pulau sekitarnya. Jenis tanaman yang
sering dijumpai di Papua adalah jenis conifera seperti agatis alba dan obi. Di daerah dataran
rendahnya terdapat pohon sagu, nipah, dan bakau. Daerah ini termasuk kawasan
Flora Australis
Flora di Indonesia bagian Timur :
ü memiliki jenis meranti-merantian yang sedikit
ü tidak memiliki rotan
ü terdapat hutan kayu putih
ü memiliki berbagai jenis tumbuhan matoa (khususnya di
Papua)
ü memiliki banyak tumbuhan sagu
ü tidak terdapat jenis nangka.
BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP
A.
Kesimpulan.
1.
Kita harus menjaga
flora dan fauna yang ada di sekitar kita, agar kita akan tetap merasa nyaman
dengan alam tanpa merusaknya.
2.
Banyak cara yang bisa
kita gunakan untuk menjaga flora dan fauna seperti : cagar alam, suaka
margasatwa, tamna nasional dan lain sebagainya.
3.
Flora dan fauna yang
ada di alam sangat penting karena tanpa mereka, mungkin kita tidak akan bisa
hidup kembali ke dunia ini.
B.
Penutup.
Demikian yang dapat kami sampaikan dalam pembuatan
makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat dan barokah untuk anda
semua, dan semoga melalui pembuatan makalah ini kami dapat menambah ilmu
pengetahuan kami, dan juga bagi yang membaca. Kami mohon maaf apabila ada
salah-salah kata, dan kata-kata yang kurang berkenan di hati pembaca. Kami pun
tidak lupa memohon kritik serta saran para pembaca untuk makalah yang kami buat
ini. Sekian dan Terimakasih.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Lks Geografi kelas
XI, semester 1
Comments
Post a Comment